25+ Foto Gereja dan Zending di Tanah Batak Berwarna


Teman-teman pembaca SibatakJalanJalan.com pasti mengetahui salah satu tokoh pengkabaran Injil di tanah Batak yang paling terkenal, siapa lagi kalau bukan Ludwig Ingwer Nommensen.


gereja-dan-zending-di-tanah-batak-tapanuli-dan-sekitarnya-foto-tempo-dulu-diwarnai-dengan-teknologi-artificial-intelligence-atau-kecerdasan-buatan
Sumber gambar : tapanuliisbatak.blogspot.com


Ludwig Ingwer Nommensen dan Pengkabaran Injil di Tanah Batak

Ludwig Ingwer Nommensen lahir di Nordsrand, Denmark yang kini dikenal sebagai negara Jerman pada tanggal 6 Februari 1834 dan meninggal di Sigumpar, Toba Samosir pada usia beliau yang ke 84 tahun pada tanggal 23 Mei 1918 .

Apa yang dikerjakan Ludwig Ingwer Nommensen di tanah Batak adalah sebuah ‘karya’, yaitu bahwa beliau menghasilkan sebuah komunitas gereja terbesar di Indonesia yang juga merupakan penuntun cahaya terang di tengah-tengah suku bangsa Batak Toba

Gereja ini dikenal dengan nama HKBP yang merupakan singkatan dari Huria Kristen Batak Protestan .

gereja-dan-zending-di-tanah-batak-tapanuli-dan-sekitarnya-foto-tempo-dulu-diwarnai-dengan-teknologi-artificial-intelligence-atau-kecerdasan-buatan

Peran Ludwig Ingwer Nommensen di tanah Batak, khususnya di Tapanuli Raya tidak hanya diapresiasikan masyarakat Batak kini dengan menjadi bagian dari komunitas gereja tersebut.

Teman-teman SibatakJalanJalan.com pasti pernah mendengar tempat wisata di Tapanuli Utara yang bernama Salib Kasih.

Tempat dibangunnya Salib Kasih dan seorang Ludwig Ingwer Nommensen bisa SibatakJalanJalan.com katakan memiliki sebuah hubungan yang ‘erat’ . 

Ditempat yang sama (tempat dibangunnya Salib Kasih) Ludwig Ingwer Nommensen pernah hampir dibunuh karena menyebarkan agama Kristen.

Dan PENTING teman-teman pembaca ketahui bahwa dari tempat dibangunnya Salib Kasih Ludwig Ingwer Nommensen pernah memandang ke arah Rura Silindung dan berkata “ Ya Tuhan, hidup atau mati, biarlah aku berada ditengah-tengah bangsa Batak ini untuk menyebarkan Firman dan Kerajaan-Mu” lalu memulai missinya di tanah Batak.

Maka untuk mengenang apa yang diperjuangkan oleh seorang Ludwig Ingwer Nommensen, dibangunlah sebuah tempat wisata rohani bernama Salib Kasih yang digagas pada tahun 1992 oleh Drs. TB. Pasaribu yang merupakan Kepala Dinas Pariwisata pada saat itu dan diresmikan oleh Bupati Tapanuli Utara pada tahun 1993, yaitu Bapak Bupati Lundu Panjaitan, SH .

Dan untuk itu SibatakJalanJalan.com kali ini akan mengajak teman-teman melihat bagaimana masa-masa zaman dahulu perjuangan para missionaris Kristen dan hingga kini masyarakat Batak mengenal agama Kristen dan Zending.

Untuk teman-teman yang belum mengetahui mengenai ‘Zending’ , kata Zending berasal dari bahasa Belanda yang berarti pekabaran Injil (dalam kitab suci agama Nasrani) . Termasuk didalamnya adalah usaha-usaha untuk menyebarkan agama Nasrani.

SibatakJalanJalan.com rasa sudah cukup untuk sebagai pembuka artikel kita kali ini. Dan jangan lupa untuk berkomentar, subscribe akun instagram-twitter-tumblr-youtube dan halaman Facebook sibatakjalanjalan.com ya teman-teman.

desa pearaja yang berada di silindung

Foto 1, Desa Pearaja yang berada di Silindung
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1890 .

wanita dan anak-anak dari keluarga raja pontas di pearaja

Foto 2, Wanita dan anak-anak dari keluarga Raja Pontas di Pearaja .
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1890 .

rumah sakit di pearaja dahulu

Foto 3, Rumah Sakit di Pearaja dahulu
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1907 .

poliklinik dan masyarakat batak di pearaja

Foto 4, Poliklinik dan masyarakat Batak di Pearaja
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1907 .

kantor pusat missionaris kristen protestan di pearaja

Foto 5, Kantor Pusat missionaris Kristen Protestan di Pearaja .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

kantor pusat missionaris kristen protestan di pearaja

Foto 6, Kantor Pusat missionaris Kristen Protestan di Pearaja dengan sudut foto berbeda
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

pasien dan staf di depan rumah sakit pria di pusat misi protestan di pearaja

Foto 7, Pasien dan staf di depan Rumah Sakit pria di pusat misi Protestan di Pearaja
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

persawahan bagian belakang dari kantor pusat missionaris protestan di pearaja

Foto 8, Persawahan yang merupakan bagian belakang dari kantor pusat Missionaris Protestan di Pearaja
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

wanita dan anak-anak dari panti asuhan di pusat misi protestan di pearaja

Foto 9, Wanita dan anak-anak dari panti asuhan di pusat Misi Protestan di Pearaja
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

pemandangan dari pearaja ke arah silindung

Foto 10, Pemandangan dari Pearaja ke arah Silindung
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920 .

pemandangan pusat misi protestan dari jauh
Foto 11, Pemandangan pusat Misi Protestan dari jauh
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1892-1922 .

pemandangan pusat misi protestan dari jauh dan dari sudut yang berbeda

Foto 12, Pemandangan pusat Misi Protestan dari jauh dan dari sudut yang berbeda
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1930 .

kebaktian lapangan oleh zending rmg

Foto 13, Kebaktian Lapangan oleh Zending RMG
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1910 . Sebuah kebaktian lapangan oleh Zending RMG di sebuah wilayah Batak Toba sekitar tahun 1910. 

Nampak dalam gambar perpaduan alat musik tradisional suku Bangsa Batak dan alat musik dari bangsa Eropa sebagai perpaduan alat musik pengiring dalam acara tersebut. Sebuah perpaduan kegiatan sebuah suku bersama gereja dalam teologi Kristen dan budaya tradisional Batak. (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .

Sumber foto : KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) .

kitab injil matius dalam aksara batak toba

Foto 14, Kitab Injil Matius dalam aksara Batak Toba
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1867 . Tulisan dalam aksara suku Batak Toba dari Alkitab yaitu Injil Matius oleh H N Van Deer Tuuk . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber foto : H N Van Deer Tuuk .


tortor hoda hoda dari batak toba

Foto 15, Tortor Hoda-hoda dari Batak Toba
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1938 . Dalam catatan Claire Holt dan kawan-kawan tahun 1938 di Samosir, 
“Setelah kami melihat tarian hordja horbo di Huta Siampipira, kami diperlihatkan tarian pemakaman bertopeng. Tarian, yang disebut hoda-hoda, masih dipertunjukkan di pemakaman orang-orang berpangkat tinggi di desa-desa yang tidak di-kristenkan. Sosok sentral adalah hoda atau kuda. Seorang penari berdiri, seolah-olah, di tengah-tengah sosok kuda kepala kayu terhubung ke ekor serat dengan bingkai bambu yang ditutupi kain tergantung dari pinggul penari. Dua penari lainnya – satu tinggi, satu kecil – mengenakan topeng dari kayu gelap. Mereka perlahan-lahan mengikuti jalan memutar yang berputar-putar di sekitar jalan desa, masing-masing memutar sepasang tangan kayu yang panjang. Gerakan dan kecepatan mereka sangat kontras dengan kelincahan penari kuda yang berlari dengan liar dan mengangkat ekor kuda dna menyentakkan kepalanya”. 

(Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber foto : Claire Holt, Rolf de Mar6, and Hans Evert

perayaan setelah pembabtisan keluarga sisingamangaraja xii di pearaja

Foto 16, Perayaan setelah 'Pembabtisan' keluarga Sisingamangaraja XII di Pearaja
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1911 . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber foto : TM, no. 1000735

monumen munson dan lyman di lobu pining

Foto 17, Monumen Munson dan Lyman di Lobu Pining
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1935 .

buku pelajaran bahasa batak bataksch leesboek tobasch mandailingsch dan dairi

Foto 18, Buku pelajaran Bahasa Batak (Bataksch Leesboek) Tobasch, Mandailingsch dan Dairi
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1861 . Buku ini adalah buku dari seorang bernama Van Der Tuuk diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1861. Dijelaskan bahwa Van Der Tuuk merupakan seorang atheis namun memiliki kontribusi besar dalam upaya mengkristenkan orang-orang Batak di Sumatera. (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : Koleksi Museum Simalungun Pematang Siantar .

kursus menjahit suster metzler di pearaja tarutung

Foto 19, Kursus Menjahit Suster Metzler di Pearaja Tarutung .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890 . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : R Freu Den Berg, Onder de Bataks op West-Sumatra.

buku pelajaran di sekolah zending dengan bahasa batak toba bernama boekoe ni dakdanak di sikola

Foto 20, Buku pelajaran di sekolah Zending dengan bahasa Batak Toba, bernama “BOEKOE NI DAKDANAK DI SIKOLA"
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1862 . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .

monumen ludwig ingwer nommensen di sigumpar

Foto 21, Monumen Ludwig Ingwer Nommensen di Sigumpar .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1938 . Sigumpar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .

gereja zending rmg rheinisiche missionsgesellschaft di bunga bondar sipirok

Foto 22, Gereja Zending RMG (Rheinisiche Missionsgesellschaft) di Bunga Bondar, Sipirok
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1910 . Sipirok adalah salah satu kecamatan dan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Hutauruk dalam tulisannya memaparkan situasi dan kondisi politik kala itu saat masuknya agama Kristen (ke-Kristenan) ke daerah Angkola (mungkin yang dimaksud adalah daerah yang didiami suku Batak puak Angkola, SibatakJalanJalan.com). 

Daerah Angkola pada saat kedatangan Gerrit van Asselt masih berada di bawah pemerintahan Gubernur Belanda yang berkedudukan di daerah Sumatera Barat. Namun Van tetap berusaha meminta ijin untuk melakukan penginjilan ke bukan daerah Angkola melainkan kepada orang Batak yang masih memeluk agama arkhais animis-magis (termasuk diantaranya adalah kepercayaan kuno, menyembah pohon dan lain sebagainya) di wilayah suku Batak puak Toba/ Batak Toba. 

Akhirnya Ariens menugaskan Gerrit van Asselt menjadi administrator gudang kopi milik Belanda di kota kecil bernama Sipirok yang sebelumnya direbut Belanda dari kaum Padri. Dalam surat pengangkatannya, Gerrit van Asselt diizinkan melakukan pekerjaan sampingan yaitu menyebarkan Injil kepada suku Bangsa Batak. 

Dan Gerrit van Asselt menerima tawaran tersebut menjadi pegawai dan sekaligus izin melakukan penginjilan ke tengah-tengah Bangsa Batak. Kemudian beberapa rekannya segera menyusul yaitu para penginjil yang bernama Friedrick Wilhelm Betz, Dammerboer, Van Dalen dan Koster .
Pada masa pelayanan, Gerrit van Asselt membabtis dua orang Batak pertama pada hari raya Paskah 30 Maret 1861 dengan atas nama Pagar Siregar, dengan nama baptis Simon Petrus. lalu Main Tampubolon dengan nama baptis Jakobus di setasi sendingu (pos penginjilan) Sipirok. Simon Petrus merupakan putra Raja Pamusuk (Raja Kampung), Sutan Doli, Bungabondar. Sementara Jakobus adalah seorang anak rantau asal Barus yang dibeli Gerrit van Asselt disalah satu pasar kemudian dijadikan pelayan dan pembantu Gerrit van Asselt .

Hingga 7 Oktober 1861 Gerrit van Asselt dan rekan-rekannya masih bekerja atas nama jemaat Emerlo, tetapi sejak 7 Oktober 1861 bersama penginjil jemaat Emerlo lainnya (Betz) bergabung dengan dua penginjil Jerman Rhein (Rheinisiche Missionsgesellschaft/RMG) yaitu Heine dan Klammer disepakati membuka penginjilan itu secara bersama untuk seluruh Tanah Batak. Beliau melanjutkan pelayanannya di Tanah Batak bagian utara hingga 1875 di bawah pimpinan lembaga sending Rhein Jerman (RMG)
Menurut Hutauruk, setelah bergabungnya Gerrit van Asselt ke badan sending RMG, di daerah Angkola telah berdiri beberapa jemaat dan sebuah seminari di Parausorat yang dipimpin Dr.A. Schreiber pada 1868. Para guru sending tamatan seminari tersebut telah melayani jemaat-jemaat di seluruh daerah sending Jerman, baik di Angkola dan Mandailing maupun di bagian utara Tanah Batak. Selain seminari Parausorat, kaum muda Angkola juga mendapat kesempatan untuk belajar di seminari Depok, Jawa Barat sejak 1880-an.

Sumber bacaan : Ramli SN Harahap, Bunga Rampai : Seratus Limapuluh Tahun Kekristenan di luat Angkola, 2011. (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .

Sumber : KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) .

anak-anak di panti asuhan zending rmg rheinisiche missionsgesellschaft di sipoholon

Foto 23, Anak-anak di panti asuhan milik Zending RMG (Rheinisiche Missionsgesellschaft) di Sipoholon
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1910 . Sipoholon adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) .

tiga pendeta pertama ditahbiskan johannes siregar markus siregar petrus nasution dari sipirok

Foto 24, 3 (tiga) Pendeta pertama ditahbiskan, yaitu Johannes Siregar, Markus Siregar dan Petrus Nasution, dimana ketiganya berasal dari Sipirok
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1905 . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : Van Asselt .

seorang bibelvrouw atau penginjil wanita dari laguboti dan seorang anak

Foto 25, Seorang Bibelvrouw/Penginjil Wanita dari Laguboti dan seorang anak
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1935 . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : VEM.su


Foto 26, Buku Ende pertama jemaat HKBP
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1941 . Pada awalnya, ada sembilan nyanyian dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah yang digunakan sebagai nyanyian oleh suku Bangsa Batak (disunting, Quentmeier 1941:52) . Kondisi ini terjadi selama akhir 1860-an dan atau awal 1870-an. Referensi himne dapat dilihat dari surat pribadi dengan Wolfgang Apelt; arsip-arsip di Wuppertal dan Museum Yayasan RMG (dikenal pula dengan nama Vereiniges Evangelische Mission) berada di Wuppertal, Jerman. Catatan arsip menyebutkan bahwa himne yang berisi 90 lagu pujian tanpa not dicetak dengan judul "Ende-ende ni halak Kristen na di Tanobatak, angka na marhatatoba" . Himne ini diterbitkan di Bielefeld, Jerman. Tanpa dicantumkannya tanggal publikasi. Artikel Quentmeier berikutnya menyebutkan buku himne gereja dicetak di Jerman, dalam rangka merayakan ulang tahun ke 20 pekerjaan missionaris di Sumatera Utara, himne ini berisi 98 pujian.
Buku himne diterbitkan pada awal 1880-an, dalam referensi arsip Wuppertal menyebutkan bahwa buku himne ini diterbitkan dan dicetak di Gutersloh, Jerman pada tahu 1881. Menurut arsip Wuppertal menyatakan bahwa tahun 1881 himne yang dikumpulkan berisi 121 himne tanpa not. Kumpulan lagu himne ini diberi judul "Ende-ende ni halak Kristen na di Tano ni halak Batak di Pulau Sumatera (Toba)" . (Dibagikan, disunting dari akun Facebook Jan Eduart Sipayung) .
Sumber : Quentmeier 1941:52 .


Demikian  , Terus dukung penulis dan pengembang web SibatakJalanJalan dengan cara SHARE/BERBAGI dan SUBSCRIBE/BERLANGGANAN untuk terus mendapatkan pemberitahuan terbaru mengeani artikel SibatakJalanJalan.com .

Sekian.

HORASSS...!!!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url